Berita
Menaker Optimis BLK Dapat Mengatasi Tantangan Ketenagakerjaan
Rabu, 13 November 2024 by AdministratorMenteri Ketengakerjaan Republik Indonesia, Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D. menyebutkan berbagai tantangan terkait ketenagakerjaan di Indonesia. Tantangan pertama, tingkat pengangguran yang menunjukkan 9 juta lebih. Disebutkannya, bahwa pengangguran terdiri dari pengangguran penuh, setengah pengangguran dan pengangguran terbuka.
"Jangan lupa bahwa ada bonus demografi. Dalam 5 tahun ke depan akan ada penambahan mungkin sekian juta yang akan masuk pada usia kerja. Dan kita harus menyiapkan solusi untuk mereka," ucapnya dalam Temu Mitra Industri Bersama Menaker dengan tema "Kolaborasi Memperkuat Sumber Daya Manusia Unggul dan Berdaya Saing" di Aula Garuda Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bekasi (12/11).
Tantangan kedua, latar belakang pendidikan pekerja formal di Indonesia 60 persen masih SMP kebawah. Tantangan ketiga, tingkat produktivitas bangsa masih rendah. ”Produktivitas itu output dibagi input dan kita concern terkait dengan bagaimana meningkatkan outputnya seperti apa. Artinya kita ada isu terkait tentang skill. Makanya kami sudah mulai merancang program dan kita melihat terkait tentang skilling, reskilling, upskilling itu harus menjadi fokus perhatian pemerintah ke depan,” jelasnya.
Dalam hal ini, Menaker Yassierli mengatakan bahwa 330 lembaga vokasi di bawah naungan Kemnaker dapat menjadi solusi atas tantangan-tantangan tersebut. "Kita punya BPVP yang jumlahnya menurut saya itu luar biasa dengan fasilitas, dengan modul-modul pelatihan yang sudah teruji serta para instruktur yang luar biasa. Sistem training itu sudah sangat baik apalagi ditopang di ujungnya dengan sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Ini artinya sistem kita sudah bagus," paparnya optimis.
Saat ini, lanjutnya, baru sekitar 250 ribu orang yang mendapat pelatihan di Balai Latihan Kerja. Dan untuk 2025, targetnya adalah 1 juta orang. "Maka tantangan kami dari pemerintah selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan jumlah orang yang kemudian bisa mendapatkan manfaat dari BPVP, balai latihan kerja, balai latihan kerja komunitas dan seterusnya," ungkapnya.
Karena saat ini ada isu keterbatasan anggaran, lanjutnya, solusinya adalah dengan berkolaborasi dengan mitra-mitra terkait. ”Tentu permasalahan ketenagakerjaan bukan hanya atau akan hanya bisa diselesaikan oleh kementerian ketenagakerjaan sendiri. Kolaborasi dengan teman-teman industri, dengan swasta. Permasalahan bangsa adalah permasalahan kita semua,” pungkasnya.
Untuk itu, Menaker Yassierli mengatakan bahwa kegiatan Penandatanganan Kerjasama Pelatihan dengan Industri yang terdiri dari Penandatanganan BAST Hibah Panasonic Gobel Indonesia ke BBPVP Bekasi, Memorandum of Understanding (MoU) BBPVP Bekasi dengan Yayasan Matsushita Gobel dan Federasi Serikat Pekerja Panasonic Gobel (FSPPG), MoU BBPVP Bekasi dan Alfaland Group Indonesia, MoU BBPVP Bekasi dan PT. Chery Sales Indonesia, MoU BBPVP Bekasi dan PT. Adika Jaya Engineering, MoU Panasonic Manufacturing Indonesia, Panasonic Gobel Indonesia, Gobel Dharma Nusantara dan SMK Mitra Industri MM 2100 merupakan kolaborasi membentuk kerjasama yang luar biasa antara pemerintah, swasta, pemerintah Jepang, juga disupport oleh International Labour Organization (ILO) (/sam).