Disepakatinya Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN atau bahkan Kawasan Asia (AFTA) dan memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi permasalahan sekaligus tantangan tersendiri yang harus kita hadapi.

Salah satu hal yang sering menjadi permasalahan di berbagai negara adalah ketidakseimbangan antara lapangan kerja dan ketersediaan tenaga kerja. Kondisi ini menyebabkan terjadinya pengangguran yang berdampak pada pembangunan sosial-ekonomi. Saat ini, jumlah pengangguran terbuka di Indonesia sebanyak 5,5% atau kurang lebih 7,5 juta dari 250 juta masyarakat Indonesia.

Program Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi (PBK) diharapkan dapat mengantisipasi sekaligus mengatasi terus bertambahnya pengangguran. PBK adalah upaya pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan RI dalam memberikan bekal kepada warga masyarakat yang membutuhkan keterampilan. Terutama di bidang Elektronika Industri, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Refrigerasi, dan Pariwisata sebagai bekal untuk bekerja atau berwirausaha.

Demikian disampaikan oleh Kepala Balai Besar pengambangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi, Helmiaty Basri, S.Sos, M.A.P  dalam sambutannya pada Pembukaan PBK BBPLK Bekasi pada Senin, 22 Januari 2018.

Lebih lanjut, Ibu Helmiaty menjelaskan bahwa materi PBK meliputi Kemampuan Teknis (Hard Skill) dan kemampuan Interpersonal (Softskill).  Dalam sambutan ini Ibu Helmiaty berpesan agar seluruh peserta dapat mengikuti seluruh tahapan dan proses pelatihan ini secara serius dan sungguh-sungguh.

"Saya yakin dan percaya bahwa dengan mendapatkan pelatihan ini, saudara nantinya akan dapat sukses dan memiliki skill untuk menjadi calon tenaga kerja terampil dan lebih dapat diterima oleh dunia industri", ucapnya menyemangati para peserta pelatihan.

Tahap pertama PBK BBPLK Bekasi terdiri dari 36 paket pelatihan 576 peserta pelatihan. Pada pembukaan pelatihan ini juga dibacakan Janji Peserta Pelatihan oleah salah satu perwakilan peserta pelatihan.